BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Project
Banyaknya ditemui
kelalaian dalam mematikan pompa air ketika air yang ada dalam tampungan atau
wadah telah penuh. Maka kami berfikiran membuat sebuah alat yang menggunakan
sensor air untuk mengetahui keadaan air di dalam tampungan atau wadah tersebut
dengan tiga lampu indikator.
Lampu indikator
pertama saat posisi air berada pada keadaan low atau pada dasar permukaan
tampungan atau wadah. Lampu indikator kedua saat posisi air berada pada keadaan
setengah dari dari tampungan atau wadah. Lampu indikator ketiga saat posisi air
berada pada keadaan penuh dalam tampungan atau wadah.
Sehingga alat ini
dapat memudahkan manusia untuk lebih menghemat air dan lebih praktis ketika
sedang melakukan berpergian jauh bahkan sedang sibuk dengan urusan pribadi.
1.2 Perumusan
Masalah Project
Dari
latar belakang yang disajikan maka rumusan masalahnya ialah:
1. Bagaimana
cara kerja alat tersebut?
2. Apa
faktor-faktor yang menyebabkan alat tersebut dibuat?
1.3 Batasan
Masalah Project
Dengan menganalisis
sebuah rangkaian water level control dengan kesungguhan, kami mencoba untuk
meneliti tentang water level control dan menjelaskan fungsi komponen-komponen
dalam sebuah rangkaian tersebut. Dan bereksperimen dengan menggunakan tiga buah
lampu indikator.
1.4 Tujuan
Project
Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
Tujuan
dari Project Rangkaian
Water Level Control adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah
tangki penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah
industri di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol
level air dalam tangki penampungan dapat menggunakan sensor untuk menentukan batas atas dan batas rendah dari
level air.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PROJECT
2.1
Dasar Teori
Rangkaian Water Lever Control
atau yang sering disingkat dengan WLC atau rangkaian kontrol level air
merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian konvensional dalam bidang tenaga
listrik yang diaplikasikan pada motor listrik khususnya motor induksi untuk pampa
air. Fungsi dari rangkaian ini adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah
tangki penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah
industri di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan
beroperasi dan pada level tertentu juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol
level air dalam tangki penampungan dapat menggunakan dua buah pelampung yang
mana masing-masing dari pelampung tersebut menentukan batas atas dan batas dari
level air. Jadi pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan
mengaplikasikan rangkaian Water Level Control pada pompa air yang anda gunakan,
anda tidak perlu menunggu hanya untuk mematikan pompa air pada saat tangki atau
bak air penuh karena apabila air dalam tangki sudah penuh maka pompa akan padam
dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol stop. Demikian juga apa bila air
dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan batas yang telah ditentukan
maka pompa akan jalan dengan sendirinya. Dengan demikian ada bisa melakukan
kegiatan yang lain yang lebih berguna.
Jadi pada saat anda
sedangkan menjalankan pompa air,
dengan mengaplikasikan Rangkaian
Water Level Control
pada pompa air yang anda
gunakan, anda tidak perlu menunggu hanya untuk mematikan pompa air pada saat tangki atau bak
air penuh karena apabila air dalam tangki sudah penuh maka pompa akan padam
dengan sendirinya tanpa harus menekan tombol stop. Demikian juga apa bila air
dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan batas yang telah ditentukan
maka pompa akan jalan dengan sendirinya. Dengan demikian ada bisa melakukan
kegiatan yang lain yang lebih berguna, misalnya nonton acara gossip di Channel TV
kesayangan
anda sambil menikmati sedapnya pisang goreng yang dibalut dengan sambal terasi
yang rasanya benar-benar nendang bangets. Lupakan tentang pisang goreng, dan
untuk lebih jelasnya perhatikan bagaimana sebuah pelampung dapat bekerja pada sebuah Rangkaian Water Level Control sebagai berikut :
|
Gambar
1. Prinsip Kerja Pelampung
|
Penjelasan dari gambar
di atas :
Pada kondisi (1) kita anggap bahwa
untuk pertama beroperasi air di dalam tangki seperti yang terlihat pada gambar.
Dengan keadaan yang demikian, maka otomatis Pelampung 1 yang difungsikan
sebagai batas atas air dan Pelampung 2
yang difungsikan sebagai batas bawah akan menggantung pada sebuah tali pelampung sehingga menyebabkan kontak pelampung yang berada di antara 2 dan
A1 akan menutup karena gaya berat dari kedua pelampung. Akibatnya, motor pompa air akan beroperasi.
Ketika pompa air mulai mengisi tangki/bak maka pelampung 2 akan terangkat ke atas atau terapung seperti yang
terlihat dalam gambar pada kondisi (2). Meskipun pelampung 2 sudah terapung, kontak pelampung tetap pada posisi
close, pabrik sudah merancang dengan sedekian rupa sehingga hal demikian bisa
terjadi, pelampung 1 masih mampu
untuk menutup kontak pelampung
sehingga pompa tetap beroperasi.
Seiring dengan semakin
bertambahnya air tangki maka Pelampung
2 akan semakin bergerak ke atas sesuai dengan volume air dalam tangki tersebut.
Apabila level air telah sampai pada Pelampung
1 seperti terihat dalam gambar untuk kondisi (3) maka Pelampung 1 akan terangkat ke atas atau terapung bersama-sama
dengan pelampung 2. Akibatnya,
kontak pelampung antara 2 dan A1
akan membuka dan motor atau pompa air
akan mati. Jadi, bukan Pelampung
2 yang mendorong Pelampung 1
sehingga kontak pelampung terbuka
(open).
Apabila air di dalam
tangki atau bak mulai berkurang atau lebih rendah dari Pelampung 1, maka pelampung
1 akan menggantung pada kontak pelampung
seperti lihat pada gambar untuk kondisi (4). Meskipun Pelampung 1 sudah menggantung, akan tetapi kontak pelampung masih tetap pada kondisi
open karena Pelampung 1 belum
cukup berat untuk menutup kontak tersebut. Jika air sudah benar-benar berkurang
dalam tangki sesuai dengan batas bawah yang telah ditentukan maka pelampung 2 akan menggantung seperti
pada kondisi (1) bersama-sama dengan pelampung
1. Kolaborasi kedua pelampung
tersebut menghasil berat yang cukup untuk menutup kontak pelampung antara 2 dan A1 sehingga pompa air dapat berjalan atau
beroperasi. Setelah itu ke kondisi (2), (3), (4), dan seterusnya
2.2
Teori Komponen
Berikut ini adalah gambar
rangkaian kendali dan sekaligus rangkaian daya dari Water Level Control. Rangkaian ini
terdiri dari dua bagian yaitu menggunakan remote untuk mengoperasikan
(menjalankan dan mematikan) pompa air
dan menggunakan pelampung untuk
mengoperasikan pompa air secara
otomatis.
|
Gambar 2. Rangkaian kendali dan
rangkaian daya
|
|
Langkah-langkah kerja rangkaian Water Level Control
1. Diasumsikan bahwa tombol emergency, MCB rangkaian control dan MCB rangkaian daya tertutup atau sudah pada posisi on.
1. Diasumsikan bahwa tombol emergency, MCB rangkaian control dan MCB rangkaian daya tertutup atau sudah pada posisi on.
2. Pada keadaan normal kontak overload 95 – 96 tertutup dan kontak 97 – 98 terbuka
3. Posisi 1 yaitu pada saat selektor switch dipindahkan pada posisi 1-2 maka lampu indikator L2 akan menyala yang menandakan bahwa yang bekerja adalah pelampung (otomatis)
4. Ketika air di dalam bak telah kosong atau berkurang, pelampung akan tertarik ke bawah dan menutup kontak yang terdapat pada pelampung sehingga arus akan mengalir pada kontaktor K1 dengan demikian kontak utama 1–2 pada K1 akan menutup sedangkan kontak 3-6 pada RL (Relay) tetap terbuka sehingga motor akan berputar yang di tandai dengan menyalanya lampu indikator L4
5. Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.
6. Jika air di dalam bak telah penuh atau telah mencapai level yang telah ditentukan maka pelampung di dalam air akan terangkat ke atas sehingga membuka kontak yang terdapat pada pelampung tersebut dan motor akan akan berhenti berputar.
7. Proses selanjutnya kembali ke langkah nomor 4.
8. Untuk posisi 2 selektor switch dipindahkan pada posisi 3-4 maka lampu indikator L1 akan langsung menyala yang menandakan bahwa operasi motor dilakukan secara remote (menyalakan dan mematikan motor) dan pada saat itu pelampung tidak akan bekerja
9. Untuk menyalakan motor tekan push button Son
10. Kontak 1-4 akan menutup karena koil 2-10 relay (RL) mendapat energy listrik sehingga arus akan mengalir melalui kontak 1-4 tersebut walaupun saklar Son dilepas
11. Dengan demikian kontak 3-6 dan 8-11 akan menutup sedangkan kontak 1-2 pada K1 tetap terbuka, dengan demikian motor akan berputar yang ditandai dengan menyalanya lampu indikator L4
12. Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.
13. Tekan push button Soff untuk mematikan motor.
14. Baik untuk operasi dengan remote ataupun secara otomatis (dengan pelampung) apabila ada hal-hal yang tidak inginkan terjadi pada saat motor beroperasi dapat langsung menekan tombol emergency sehingga seluruh rangkaian akan padam.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pembahasan Project
Gambar 3.1 Rangkaian
Water Level Control
3.2
Analisa Project
1.
Input
dari rangkaian tersebut yaitu ion dari air yang masuk ke dalam sensor dari
rangkaian tersebut. Dan output dari rangkaian ini yaitu indikator lampu yang
berfungsi sebagai pendeteksi tinggi dan rendahnya tingkat air.
2.
Ketika
air pada tingkat rendah, sensor tidak bekerja (belum bekerja) dan ketika air
melewati tingkat rendah maka sensor air pada rangkaian akan mendeteksi untuk
mengaktifkan Transistor 4, dan transistor 1 diaktifkan oleh transistor 2
(sebagai driver) yang menerima tegangan dari Common (sensor dasar dari bak
air). Kemudian transistor 2 mengaktifkan transistor 1 (sebagai power pengaktif
pompa air), maka pompa air akan menyala dan mengisi bak air tersebut.
3.
Ketika
air pada tingkat tinggi, transistor 3 bekerja dan transistor 3 sebagai pe-non
aktif transistor 2, agar transistor 2 tidak bekerja dan tidak mengaktifkan
transistor 1, dan mesin pompa tersebut akan mati dan tidak bekerja.
4.
Transistor
3 dan 4 adalah sebagai saklar yang meneruskan arus.
5.
Transistor
2 sebagai driver atau transistor yang mengaktifkan transistor 1 dan transistor
2.
6.
Transistor
1 sebagai pengaktifan pada pompa air yang dikerjakan otomatis melalui relay
tipe SPDT.
7.
Semua
transistor adalah sebagai saklar untuk mengaktifkan dan me-non aktifkan.
8.
Arus
pada Transistor 4 (low) lebih besar daripada arus yang ada pada Transistor 3
(high), karena ketika arus ke Transistor 3 (high), arus akan dibagi menjadi
seimbang (pembagi arus).
9.
Lampu
warna merah adalah sebagai indicator power.
10.
Lampu
warna oranye adalah sebagai indicator pompa air disaat menyala.
11.
Lampu
warna hijau adalah sebagai indicator pada saat air naik / turun ke level
rendah.
12.
Lampu
warna kuning adalah sebagai indicator pada saat air naik / turun ke level
menengah.
13.
Lampu
warna biru adalah sebagai indicator pada saat air naik ke level tinggi.
Resistor pada rangkaian tersebut berfungsi untuk
menghambat tegangan pada rangkaian water level control sedangkan dioda pada
rangkaian tersebut menggunakan dioda LED berfungsi untuk lampu indikator
Prinsip kerja Transistor
Transistor dibuat dengan tiga lapis semikonduktor.
Dapat dibuat lapisanPNP ataupun lapisan NPN. Dengan demikian kita mengenal 2
macamtransistor, yaitu transistor PNP dan transistor NPN sesuai dengan
jenispenyusunnya.
Transistor
mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e) dan
colector (c). Basis dihubungkan denganpada lapisan tengah sedang emitor dan
colector pada lapisan tepi.
Emitor
artinya pemancar, disinilah pembawa muatan berasal. Colectorartinya
pengumpul.Pembawa muatan yang berasal dari emitor ditampung pada Colector.Basis
artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda mengendali.
Lambang, konstruksi dan rangkaian
dioda yang setara dengan transistor
Prinsip
Transistor juga sebagai Penguat (amplifier): artinya transistor bekerja pada
wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Prinsip Transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor
akan mengalami Cutoff apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali
sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan Transistor akan
mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara
kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara
kolektor dan emitor Vce a.
Prinsip dasar
dari kerja transistor yang lain adalah tidak akan ada arus antara colektor dan
emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis
ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya
hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki
basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP memiliki
prinsip kerja yang sama.
Bahan dasar
pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium
Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari
Plastik, Metal, Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas
dalam satu wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit).
Dari banyak
tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor,
bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect
transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar
dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas
pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT,
arus listrik utama harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan
depletion zone, dan ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi
dengan tujuan untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga
dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa muatan
(elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik utama
mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong
arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah
dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal
konduksi tersebut.
Prinsip Kerja
Aplikasi Transistor BJT sebagai saklar
Aplikasi Transistor sebagai saklar
memanfaatkan daerah kerja transistor yaitu Daerah Cut-off (switch OFF) dan
daerah saturation (switch ON).
Gambar
Aplikasi Transistor BJT Sebagai Saklar
Daerah Cut off
Sebuah Transistor berada pada
daerah cut-off adalah ketika junction basis-emitter di bias mundur (reverse
bias), Sehingga semua arus bernilai O dan VCE(Cut-off)=VCC
Daerah Saturasi
Ketika junction basis-emitter di
bias maju (forwar bias). Sehingga Arus Collector maksimal adalah (IC = VCC/RL)
dan VCE(Saturation) = 0 (ideal saturation). Catatan : dibutuhkan arus
yang cukup untuk membuat transistor bercaturasi nilai nya sesuai dengan rumus
pada gambar.
Gambar
IB minimal
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Water Level Control ini biasanya digunakan untuk pengisian bak air
secara otomatis.
2.
Input
dari rangkaian tersebut yaitu ion dari air yang masuk ke dalam sensor dari
rangkaian tersebut. Dan output dari rangkaian ini yaitu indikator lampu yang berfungsi
sebagai pendeteksi tinggi dan rendahnya tingkat air.
3.
Semua
transistor adalah sebagai saklar untuk mengaktifkan dan me-non aktifkan.
4.2
Saran
Untuk
pengembangan sistem water level
control lebih lanjut maka dapat diberikan saran
untuk menggunakan atau menambah
indikator dari rangkaian tersebut, agar supaya rangkaian tersebut dapat mudah
dimengerti ketika rangkaian tersebut kerja di dalam air pada tingkat tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar